because life is a miracle

because life is a miracle

Kamis, 23 Januari 2014

Hello from years

Saya kembali,
Apa kabar? Sepi rasanya berbulan-bulan tanpa menulis, dan membagi emosi disini

Days run well, blessing years i said
Banyak berkah dan life lesson yang membantu mendewasakan batin
Membuat saya lebih banyak diam, merangkai barisan kata singkat pada socmed, menyisakan(membangun) sebuah ruang saat datangnya kesedihan

Karena benar selalu ada dua sisi dalam hidup
misal BAHAGIA-TIDAK BAHAGIA, SUKSES-TIDAK SUKSES, BERANI-TIDAK BERANI, begitu seterusnya.

Sedikit serius? Iya, saya menjadi benar-benar melakukannya karena terlalu banyak yang terjebak dalam kesedihan tanpa tahu langakah preventifnya. No, saya tidak ingin menjadi orang selanjutnya.

Meski saya tidak bermaksud membagi kisah sedih disini, namun, awal SEMESTER 4 sepertinya mengajak saya mendaki lebih tinggi. Usaha dan niat sangat diperlukan untuk mencapai puncak. Tapi lihatlah apa yang terjadi pada niat saya itu.

Persis ketika saya memutuskan jenis penilitan akhir dikampus baru-baru ini. Terbawa oleh suasana 'ingin cepat selesai' saya memilih jenis penelitian descriptive yang mencakup metode qualitative dan quantitive. Awalnya begitu bangga karena dipastikan akan berhasil menemukan data yang valid. Namun, itu cuma berlangsung beberapa minggu. Karena segera setelah saya mencari lagi tata cara mengumpulkan data, saya menemui sebuah metode yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

Mengandalkan rasa penasaran saya ternyata tidak mampu membayar apapun kecuali daftar artikel yang harus dibaca secepat mungkin. Saya terjebak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar