because life is a miracle

because life is a miracle

Jumat, 05 Februari 2010

UNTUKMU BANCI YANG SUNGGUH KU BENCI


Aku benar2 tak mengerti
Aku setengah mati mencoba untuk memahami dirimu
Tapi tak bisa, kau selalu menggagalkannya
Ada apa sebenarnya denganmu?
Mengapa kau bertindak begitu aneh terhadapku?
Sungguh ku rasa untukku!
Kau memandangku, memperhatikanku
Kau selalu mengusikku
Bahkan tak jarang kau menyakitiku
Ap inginmu?
Apa yang akhir2 ini kau pikirkan?
Tentangku kah? Atau dia?
Kau mematikan hatiku
Kau membuatku selalu berharap tak bertemu
Merasa seolah kau tak ada disekitarku
Apa kau pernah ingin tahu tentang itu?
Tentang pertanyaan2ku yang mengiginkan kejujuran buatanmu!
Kejengkelanku akan kekonyolanmu!
Kau sudah gila rupanya
Kau memang benar benar hidup untuk duniamu sendiri
Kau terlalu egois untuk menerima kenyataan
Apa kau tahu apa yang ku simpan untukmu kini?
Benci, benci untuk sebuah ingatan
yang kau tahu takkan mudah melepasnya!

diri mencari

Diri ini telah menyerah memupuk kembali cinta
Ia melemah merajut hati yang terkoyak oleh dirinya sendiri
Merapuh dalam hitungan hari
Mencoba bangkit namun tak kuasa menahan tempaan kenyataan pahit yang harus ia rasai

Iringan tawa yang terdengar hanyalah serupa denting
Berdentang Lalu kemudian pergi tak bertuan
Mencoba resapi semua yang mereka sampaikan
Namun tak lagi
Tak lagi bisa merasakannya, meresapinya

Benci
melihat diri ini yang berdiri tegar hadapi semua
dengan semua kekuatan yang hanyalah ilusi semata
yang timbul tenggelam
entah kemana lagi

diri
dimana kau kini???
Sungguh aku begitu merindukan sosokmu yang dulu

16.11.2009

dinda menangisi traumatiknya

Dan mata itu terlihat nanar menatapi sekitar
Mencoba meraba keadaan yang serasa palsu menenangkan
Pontang panting bertanya mematri hati pada samua yang ada
Sambil menebak isi kepala satu persatu

(sedih)
Aku begitu sedih
Teramat sakit melihatmu dinda

Kelelahan itu terpancar dari geraknya yang melemah
Letih bertanya tanpa sebuah jawaban nyata
Tp tak terlihat ia pasrah dan menangis seperti biasanya
Tawanya masih bias kurasakan menggema dari sini

(perih)
Anak sekecil itu harus melewati kisah sepahit ini
Terpisah dari belahan jiwanya
Terpaksa dijauhkan dari yang di cinta

“semoga ALLAH senantiasa menguatkan mereka”

20.11.2009

Kamis, 04 Februari 2010

BAGIAN BELAKANG BUKU KU


Awalnya ku ingin menulis kembali semua lembaran-lembaran romansa yang ku dapati di bagian belakang buku ku..(selalu di lokasi yang sama**)

Tapi setelah membaca kembali rasanya malu untuk membaginya secara blak-blakan pada khalayak banyak..

Bukan karena tulisannya yang acak-acakan disertai tinta spidol yang tak tahu lokasi plus coret-coretan tak bertuan lainnya..

Ini lebih dikarenakan kisahnya yang begitu menggelitik hati, yah menggelitik saat ini. Tidak ketika seperti kala pertama waktu kutulis..

Bisa ku rasakan letupan kebahagiaan, was-was, khawatir, rasa haru sampai tertangis bahkan keinginan untuk menghilang dari dunia ini..

Sungguh menggelikan..

Yang ingin ku sampaikan kini, betapa lugunya aku kala itu, serta merta dengan mudah menyampaikan perasaan melalui sebuah tulisan sejujur itu, sesyahdu dan lumayan masuk kategori teratur seperti itu..

Dan bagaimana dengan dirinya yang menjadi objek dari si penderita?? Bagaimana kabarnya kini?? Tahukan dia bahwa dirinya pernah begitu exis meski hanya di bagian belakan buku ku??

Sungguh..

Sekuat inikah guncangan bagi para makhluk ALLAH yang merasakan titipan fitrah yang haqiqih itu??

Jumat, 27 November 2009