because life is a miracle

because life is a miracle

Rabu, 01 Agustus 2012

BYE BYE PASSING PATH

Naya masih belum mengenali pria yang sedang berdiri disana. Matanya tetap sibuk membaca barisan BBM* dari sang kekasih. Tapi Ika sepertinya tidak akan menyerah hingga Naya berpura-pura serius memperhatikan.

Ika : "Nay,,, Nay,,, Nay itu Alif kan" seru Ika sambil narik lengan baju
Naya : "Manahhhh???" sahut Naya yang asik mencet hape
Ika : "Nayyyyyy liat tuhhhh yg duduk deket gate 8 noh!!"sambil nunjuk pria yg dimaksud
Naya : "Kejauhann kalleeee bu"
Ika : "Itukan gaya doi bgt Nay!" Menarik lengan baju Naya lebih dalam dan mendekat ke kaca. Naya ikut ajah
Naya : "Sepertinya bukan deh, K...." fokusnya tetap ke BBM
Ika : "Yakin lo?"
Naya : "Iya, lagian doi kan gak stay disini lagi K...masa iyah dia punya kembaran langsung gede"
Ika : "Iya juga sih!" "Etapi lu yakin bukan kann??"
Naya : "Ehhhhh doi dah datang tuh!, cabut yuk!!" Belum sempat Naya menjawab, Raka sudah muncul duluan. Sekarang, giliran Ika yang diseretnya

Akhir pekan ini Naya dan Ika menyempatkan diri berlibur ke salah satu pulau yang membuatnya amat penasaran beberapa bulan terakhir. Maka disinilah mereka sekarang. Karimun Jawa atau biasa disebut Perawan Jawa. Pulau yang terkenal karena keindahan bawah lautnya. Karenanya, menjadi kebahagiaan tersendiri jika wisatawan bisa menyelam disini. Naya tersenyum simpul. Begitu bersyukur.

Beruntung ia memiliki Raka, seorang yang kalau Ika bilang jelmaan"Superman". Julukan yang hanya bisa membuat Naya geleng-geleng kepala. Yah, liburan kali ini adalah rangkaian hadiah ulang tahun dari Raka. Lelaki yang dikenalkan orang tuanya beberapa waktu silam. Entah takdir atau trik, tapi Raka seolah datang sebagai paket lengkap untuknya. Pecinta alam dan seni. Oke skip segitu aja yah tentang Raka.

Dalam perjalanan, Raka sempat memperlihatkan rundown kegiatan mereka disana. Paket 4H3M ( empat hari tiga malam) membuat Naya dan Ika tertawa girang. Menyelam, berjemur dan semua yang berhubungan dengan air. Mereka memang telah lama menanti momen fun ini. Sampai kemudian list kunjungan penyu dan hiu berhenti diujung jemari mereka. Ha ha ha sebenarnya Naya agak geli dengan makhluk bercangkang itu. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada binatang imut lain yang tersedia. Ia bahkan tidak habis pikir mengapa harus ada hiu disana. Hewan super menakutkan bagi dua belia itu.

Setelah puas berfoto-foto di dermaga dan tidur pulas semalam di sebuah penginapan maha dahsyat. Pagi itu Ika dan Naya menikmati sarapan sambil menirukan turis-turis yang ditemuinya.

Raka : "Lah kalian knapa?" Sambutan yang sedikit mengagetkan Raka
Ika : "Kha-mi very okay sir, en yu?" beraksi sambil mengunyah nasi gorengnya
Naya : "Yes yes nashi ini is very delisios yah en yu?" Naya menyambung
Raka : "Eh apa-apaan sih ini! Malu-maluin ajah makan blepotan" serunya Raka sambil melihat ke meja wisatawan lainnya.
Ika : "Oke sir oke sip come on eat come come" sambil menirukan adegan bule, tak jauh dari meja mereka.
Raka : Membelalakkan kedua bola matanya, serupa akan keluar. Takut ada yang tersinggung
Dan ternyata benar saja, seketika terdengar suara asing.....
"Khami jugha suka nhasi gorengnyha". Seorang dari mereka menyela sambil tersenyum sedikit agak lebar
Serempak Naya dan Ika bertatapan dan menelan nasi mereka bulat-bulat. Dan tanpa aba-aba membalas si bule dengan senyuman. Persis iklan pasta gigi.
"Hi, Hello"
Raka yang tadinya cengengesan mendadak meringis dapat cubitan dari Naya. Suara cekikikan mereka menyelimuti seisi ruang makan.

Pagi kedua di Karimun Jawa. Dalamdestination hari ini ada dua pulau yang akan dikunjungi. Yah, beruntung trevel mereka cukup profesional, jadi hanya perlu patuh mengikuti schedule. Sampai hari ini belum ada yang meleset. Hari yang terasa begitu panjang, Naya tersadar dirinya menikmati keberadaan Raka disisinya. Ia teringat kembali saat dipenangkaran hiu, lengannya tak mau jauh dari Raka, untung saja Ika tidak sampai hati menertawainya.

Naya memang typical gadis manja. Mungkin bawaan keluarga. Tapi ia tidak akan menunjukkan itu kepada lelaki selain orang-orang terdekatnya. Olehnya di kampus Naya dan Ika terkenal tomboi. Sahabat lelaki dan perempuan mereka hampir sama rata. Melihat kejadian sore ini, Ika semakin yakin, Raka sudah berhasil menerangi sisi gelap dihati Naya. Ruang yang porak-poranda ia hancurkan, dengan paksa.

Tiga hari berlalu mereka bermain-main air, Naya terlihat begitu bahagia. Setidaknya itu yang dapat ditemukan Raka diwajah kekasihnya. Kebahagiaan yang hanya bisa ia liat sesekali selama hubungan mereka. Tapi belum juga ia menikmati bahagia itu, teriakan Naya berhasil mengagetkannya.

Naya: "Oe Oe Rakaaaa lotion ku manaaaa ishhhh??!!" teriak Naya dari balik pintu kamarnya.
Raka: "Emh dimana yah tadi...." pura-pura mikir
Naya: "Yaelahhhh kulit gw dah nangis niihhhh" mondar-mandir bongkar sana-sini
Raka: "Oh di teras Nay"

Naya berlalu dengan mulut manyunnya.

Raka: "Tengkiu yah sayanggggggggg"
Naya: "Oggahhhhhh................." berlalu sambil tersenyum geli

Karimun Jawa tidak segersang yang Naya bayangkan sebelumnya, namun disini lotion tetap menjadi sahabat terbaik untuk semua aktifitas. Tapi, aneh rasanya seorang lelaki begitu terobsesi pada lotion nya. Naya menggerutu sambil menerka isi pelembabnya setelah berbagi dengang Raka beberapa hari ini.

Enam bulan berlalu tetapi, Naya masih tetap tidak mengetahui bagaimana perasaannya pada Raka. Yang ia tahu Raka selalu membuatnya nyaman, membuatnya menjadi seorang wanita disetiap kesempatan. Namun Naya hampir tidak pernah menyimpan rindu untuknya. Aneh. Tapi ia tidak ingin menimbang perasaannya. Sahabatnya Ika, sampai tidak setega itu melihat Naya memperlakukan Raka.


Ika: "Nay, lu bengong gitu gak lagi mau buang hajat kan???"
Naya: "Esialan luh!" alisnya sedikit membentuk
Ika: "Atau jangan-jangan lu kangen ama Raka, Idih udah kaya abege ajah"
Naya: "Bangkeee" bantal-pun mendarat tepat diperut Ika

Naya menutup matanya, dalam. Mengatur nafasnya, pelan. Larut dalam setiap putaran kaset hari kemarin.

Ika : "Yaampun Nay jangan bilang lu lagi mikirin ally???" Menyeruak dibalik bantal, mengagetkan Naya
Naya: "_ _ _ _ _ _ _ " sigh yang panjang
Ika : "Jadi bener yang di bandara itu doi?"
Naya: "Iyah K", "Bisa gak sih gw pindain passion gw ke Raka"
Ika : "Lu kate bluetooth hape apah!!" , "Yah lo rasa deh tuh gimana tulusnya doi ke lu Nay. Gak mungkin lah doi bertahan selama ini ama lo yang cuek dan dingin gitu kalo gada keseriusan dari doi"
Naya: "Gw tahu,tapi..."
Ika : "Tapi??? Memangnya Raka pernah pake kata itu kalo ama lu?? Gak Nay!! Lu number uno buat dia, harusnya lu berhenti menutup mata dan berani menendang rasa!!" suaranya kini diluar nada awal
Naya: "Semoga gw bisa K"
Ika : "Suka-suka lo lah" Bergegas tidur dan meng-Amin-kan doa sahabatnya.

Ika satu-satunya sahabatnya yang tahu betul kisahnya dengan Ally/Alif. Sekaligus orang pertama yang menentang hubungan mereka.

Pertemuan yang tidak pernah Naya sangka membawanya pada sebuah hubungan layaknya dunia dongeng. Naya seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya pada lelaki yang sama sekali belum dikenalnya. Lelaki yang mencuri perhatiannya. Lelaki yang membuatnya melakukan banyak hal bukan untuk dirinya. Naya mengakhiri semua mimpi yang terlalu indah itu setelah menyadari mereka bukan remaja lagi, masa depan menanti jawaban mereka. Jawaban yang sebenarnya sudah mereka ketahui sejak awal. Namun Naya tidak serta merta kuat meneguhkan kata berpisah, karenanya ia tidak pernah menyatakan itu pada Ally. Ia memutuskan semua hal yang berhubungan dengan Ally, sedikit demi sedikit menjauh dan berkawan dengan kenyataan. Pahit. Namun Naya mencoba menelannya perlahan.

Semalam pusaran kisah masa lalu yang terlalu indah kembali membuatnya mengandai-andai, membuat kantung mata Naya sedikit menonjol. Dini hari sebelum meninggalkan Karimun Jawa, BBM Raka membangunkannya.

Raka: "Sleep tight darling?"
Naya: "Ga juga sih, gw agak insomnia gitu!"
Raka: "Siap2 gih, temenin aku kepasar habis solat subuh yah!!" pintanya bersemangat
Naya: "Oke bossss" Naya menyelipkan gambar hati di BBM terakhirnya. Geli.

Raja siang masih terlihat malu-malu muncul di ufuk timur. Kaki Naya sedikit ogah-ogahan melangkah. Mungkin jadi karena cuaca begitu dingin, atau karena setegah jiwanya tertinggal ditempat tidur. Dari kejauhan terlihat Raka melambaikan tangan seolah membuat aba-aba untuknya. Naya bergegas, menyelaraskan langkah, membagi sebaris senyum pada lelaki yang mengasihinya. Akankah langkah kami senantiasa selaras seperti ini? Naya membatin.

Pagi itu pasar tidak terlalu ramai, Raka mengajak Naya membeli beberapa souvenir khas Pulau Karimun Jawa. Beberapa untuk keluarga di rumah juga Ika. Apapun itu, Raka memang tidak pernah melupakan keluarga. Berbalik dengan Naya yang cuek. Betapa dunia memang menyediakan makhluknya berpasang-pasangan. Tersenyum ia melihat Raka tawar-menawar harga dengan pemilik kios. Jadilah Naya sampai di penginapan dengan tangan penuh kantongan. Ika yang ditinggal ke pasar menunda amarahnya karena sudah diiming-imingi jatah baju oleh Raka. Terlihat rona merah mentari merangkak naik. Mereka bergegas.

Pukul 08 pagi hari, dengan sebuah feri mereka bertolak ke Jepara. Bangku-bangku telah diisi oleh beberapa wisatawan. Naya menyisir posisi PW** disisi kanan feri, menghempaskan tubuh mungilnya, merentangkan tangannya dan menarik nafas sedalam-dalamnya. Bersyukur telah diberi kesempatan mengunjungi Pulau luar biasa ini. Matanya menari-nari menatap patahan pulau-pulau kecil. Dan seketika itu juga ia tersadar ada luapan aneh didadanya. Berkumpul menggulung seperti ombak yang bermain disekelilingnya. Ingin lekas tersampaikan.

Naya tidak perlu khawatir mencari Ika, karena ia sibuk mengabadikan momen yang katanya luar biasa dihidupnya. Yap, berfoto bersama beberapa wisatawan. Sedang Raka mengambil alih urusan bagasi.

Tiba di dermaga Naya kembali sibuk dengan kesyukurannya. Bermain dengan ikan-ikan kecil sambil menatap jauh Ika dan Raka yang masih juga sibuk dengan aktifitasnya. Setelah semua urusan dengan travel selesai, Dengan sedikit berlari, Naya menghampiri lelaki yang mengenakan daypack disisi dermaga. Sebenarnya ia tidak pernah merencanakan ini, tapi sepertinya luapan itu memang tak sanggup menanti, nyatanya kini ia memeluk Raka. Tulus.
Naya: "Gamsahamnida, uri jeoldae heeojiji malja***"
Raka: "Apaaan Nay??" Kaku sedikit kaget
Naya: "No, just wanna hug you"
Raka: "Ha ha, thanks Nay, nice vacation"

Note:
-***Gamsahamnida, uri jeoldae heeojiji malja: Terimakasih, Kita jangan
pernah berpisah. ( Bahasa Korea)
-**PW: Posisi Wuenak (Bahasa Anak Gaul)
-*BBM: Blackberry Massenger

4 komentar:

  1. hwuek.. ada bahasa koreanya.. -___-"

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. jiahhh. komennya ini ajah??? kiyain udah sehalaman....

    BalasHapus
  4. Siapa suruh pasang bahasa korea... anw ni berapa lama lo tulis? jarak antar postingan lama banget :D

    BalasHapus