sore itu dita kelelahan. begitu banyak jualan yang harus ia tuntaskan. tapi tak putus ia tersenyum kepada pelanggannya. karena ia tahu, mereka tak perlu tahu kelelahannya. dunia ini terlalu luas untuk membagi hal yang tidak penting seperti itu.
dita memang bukan tipikal perempuan manja yang banyak dijumpai, yang secara harfiah sudah ada di dalam diri. tapi dita tak mau mengajak rasa manja itu berkawan dengan dirinya. untuk sesuatu yang bersifat individual seperti itu, dita lebih senang berdiskusi dengan dirinya sendiri.
meski harapannya tak seindah sore itu. saat ia mendengar namanya disebut-sebut diantara rombongan kawannya sesama pedagang asongan. mereka bercerita bahwa bosnya mengalami kerugian, dan mungkin saja salah satu dari mereka akan dipecat minggu ini. yah seperti itulah biasanya tindakan terakhir yang diambil bosny. pemecatan bagi mereka yang dagangannya sering tidak terjual habis sebelum matahari terbenam.
ia tersudut dibawah pohon menyeka peluh yang jatuh dipelipisnya. menatap nanar pada langit sore lalu melihat satu-satu dagangannya TIDAK habis terjual. hatinya tiba-tiba hampa, sebuah batu menghantamnya keras sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar